Selasa, 07 Juli 2009

Bersahabat Dengan Hati Yang Menenteramkan

Aku di pesan oleh guruku yang bernama Abdussalam bin Masyisy ra : "Jangan anda melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mendatangkan keridaan Allah, jangan duduk di suatu majelis kecuali yang aman dari murka Allah (bukan tempat maksiat), jangan bersahabat kecuali dengan orang yang dapat membantumu untuk istiqomah beribadah kepada Allah, dan jangan memilih sahabat karib kecuali orang yang dapat menambah keimananmu kepada Allah. Sedang yang demikian itu sudah sangat sulit didapat".Pesan di atas diungkapkan salah seorang tokoh terkemuka di jamannya, seorang yang saleh lagi luas ilmu pengetahuannya, Ia pendiri thariqot Syadziliah bernama lengkap Abu Hasan Asysyadzili ra. (Mukadimah al-Hikam Ibnu Attoilah ra).
Dalam ungkapan lain dikatakan "Barang siapa bersahabat dengan suatu kaum, maka ia merupakan bagian dari sahabatnya itu". Dalam arti akan terpengaruh kebiasaannya, jika baik akan tertular kebaikannya sebaliknya jika buruk akan terpengaruh juga. Umpamanya seorang Polisi sedang mengungkap kasus pembunuhan, sudah bukan rahasia lagi, pasti sahabat dekat akan menjadi orang pertama dijadikan target pengungkapan informasi. Berhati-hatilah dalam menentukan pilihan, salah kaprah akan membawa bencana dunia akhirat.
Wahai sahabat, hatimu adalah cermin yang mengkilap. Kau harus membersihkan debu yang menutupinya, karena hati ditakdirkan untuk memantulkan cahaya rahasia-rahasia ilahi. Al-Gojali dalam Essential Sufisme hal 124.
Hati merupakan sahabat sejati, dalam kebahagiaan tak ikut berpesta fora, ketika dalam lara tak bermuram durja, tetap setia dalam suka dan duka. Hati dalam pandangan Ragib al-Jerahi salah seorang penginjil asal Amerika yang kini menjadi seorang muslim dan mendalami tasawuf, dalam bukunya Heart, self, & soul : The Sufi Psychology of growth, Balance and Harmony menyatakan :"Hati adalah bagaikan tempat suci yang ditempatkan tuhan di dalam diri setiap manusia, tempat suci untuk menampung percikkan ilahi di dalam diri kita. Dalam sebuah hadis yang populer Tuhan berkata, Aku yang tak cukup ditampung oleh langit dan bumi, melainkan tertampung dalam hati seorang yang beriman dengan tulus. Tempat suci di dalam diri kita ini lebih berharga dari tempat suci di mana pun. Maka, jika kita melukai hati orang lain, dosanya lebih besar dari menghancurkan tempat suci yang ada di dunia ini".
Memperhatikan ungkapan di atas, menjaga hati sangatlah penting, karena hati memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian seseorang. Tak berlebihan jika Rasulullah SAW pun mengungkapkan dalam sabdanya :



Artinya : Ingatlah, sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal daging, jika daging itu baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika daging itu rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. (HR. Bukhari ra)
Sahabat kita yang satu ini dapat terkena penyakit, sebagaimana organ tubuh yang lain. Bedanya jika organ tubuh sakit dirasakan diri sendiri sementara yang dapat mengobatinya adalah orang lain. sedang ketika hati kita sakit dirasakan orang lain dan diri sendirilah yang berusaha menyembuhkannya. Umpamanya seseorang sakit flu, ia akan merasakan penderitaannya. Dibutuhkan dokter yang dapat membantu menyembuhkannya. Jika seseorang bertabiat sombong, maka akan dirasakan orang yang berada di sekitarnya, untuk dapat sembuh ialah sendiri yang harus berjuang mengobatinya, dengan cara beribadah dan banyak berzikir baik dengan lisannya lebih-lebih dengan hatinya, dengan berdzikir kita akan sadar tidak layak sombong karena manusia tempat kekurangan dan kekhilafan.
Imam Ibnul Qayyim dalam kitab kalimat al-Thayyib halaman 89, mengungkapkan :


Artinya : Tidak diragukan bahwa hati berkarat seperti berkaratnya tembaga, perak dan yang lainnya. Dan bersihnya hati adalah dengan berzikir, dengan berzikir hati akan menjadi cemerlang bagaikan cermin yang mengkilat. Jika dibiarkan hati akan berkarat lagi dan jika berzikir akan kembali bersih.
Yang menimbulkan berkaratnya hati menurut Ibnul Qayyim ra, adalah lupa kepada Allah dan melakukan perbuatan dosa. Ini didasarkan beberapa hadis Rasulullah SAW yang menyatakan demikian, sementara alat untuk membersihkannya yakni memohon ampun dan mendawamkan dzikirullah. Rasulullah SAW bersabda :


Artinya : Sesungguhnya setiap segala sesuatu itu ada alat untuk membersihkannya, dan untuk membersihkan hati adalah dzikrullah (banyak mengingat Allah). HR. Baihaqi ra.
Dalam surat al-Ra'du ayat 28 Allah SWT berfirman.



Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat Allah). Ingatlah, Hanya dengan berzikir (mengingati Allah sajalah) hati menjadi tenteram.
Memiliki hati yang selalu berzikir laksana memiliki sahabat yang menenteramkan, jika hati kita lalai dan selalu lupa kepada Allah SWT maka secara tidak sadar kita menjadikan syaitan sebagai sahabat sejati, selalu membisikkan tipu daya yang akibatnya terjerumus dalam limbah dosa. Allah SWT berfirman :


Artinya : Barang siapa yang berpaling dari mengingat Allah yang Maha Pemurah, kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman sejati yang selalu menyertainya. (QS. Al-Zuhruf : 36)
Zikir bukan sekedar menenteramkan pengamalnya, tetapi juga dapat membebaskan dari belenggu syaitan musuh abadi yang terkadang sering dijadikan sahabat. Syaitan akan menggoda manusia dari berbagai arah, sebagaimana pernyataan syaitan yang abadi termaktub dalam Al-Qur'an, sesaat setelah di usir dari singgasana surga oleh Allah SWT.

• •
Artinya : Iblis menjawab: "Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (16). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat) (17). QS. Al-Araf : 16-17.

Ketika malaikat mendengarkan pernyataan syaitan yang demikian tegas, malaikat menyatakan. "Bagaimana Manusia Dapat Selamat Dari godaan syaitan, sementara dari berbagai arah telah disiapkan perangkap untuk menggelincirkan manusia". Allah SWT yang maha pemurah dan penyayang berfirman :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was (digoda) dari syaitan, mereka ingat kepada Allah (zikrullah), Maka ketika itu juga mereka melihat (sadar akan) kesalahan-kesalahannya. QS. Al-Araf : 201.
Berkaitan ayat ini al-Ustadz Al-Bahi Al-Kauli ra dalam kitab tadzkiratud Du' ah halaman 198, menyatakan .


Artinya : ketahuilah, bahwa zikrullah yang dilakukan dalam segala keadaan dan setiap waktu, akan mendatangkan rahasia-rahasia ilahi dan cahaya pencerahan ke dalam jiwa, dengan semua itu akan hilang segala kesengsaraan.
Zikir yang dimaksud di atas, bukan dilakukan lisan saja, tetapi tembus ke dalam hati. Lisan sangat terbatas ruang dan waktu, sementara hati memiliki keluasan ruang dan waktu nyaris tanpa batas. Di mana pun, sedang apa pun dan ke mana pun hati dapat dilatih untuk mengingat Allah SWT. Bersahabatlah dengan hati yang selalu berzikir karena akan membawa ketenteraman, jika hati kita belum bisa melakukannya, bersahabatlah dengan orang yang sudah terbiasa hatinya berzikir kepada Allah, dengan kemurahan-Nya kita akan terpengaruh untuk dapat melakukannya. Wallahu'alam.
READ MORE

Senin, 06 Juli 2009

DO I MARRY THE RIGHT PERSON ?

Buat mereka yang masih single bisa mengambil pelajaran
Dari cerita ini, Dan buat yang udah nikah cerita ini bisa jadi
Guideline untuk meningkatkan ikatan pernikahan yang sudah dijalani.

"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat"

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba Melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "bagaimana saya tahu kalo
Saya menikah dengan orang yang tepat?"
Saya melihat Ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya, jadi
Saya menjawab "Ya.. Tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami
Anda?"


Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!"

"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."
Inilah jawabanya!
SETIAP ikatan memiliki siklus.
Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan
Pasangan anda.

Telpon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian
Sayangnya, Dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang
Bersemangat, begitu menyenangkan.
Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit.
Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami Dan pengalaman yang begitu
Spontan. Ngga perlu berbuat apapun
Makanya dikatakan "jatuh" cinta!

Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"
Bayangkan eksprisi tersebut!
Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba
Sesuatu datang Dan terjadi begitu saja pada anda.
Jatuh cinta itu mudah.
Sesuatu yang pasif Dan spontan.
Tapi?
Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar..
Perubahan ini merupakan siklus alamiah Dan terjadi pada SEMUA ikatan.
Perlahan tapi pasti.. Telpon darinya menjadi hal yang merepotkan,
Belaiannya ngga selalu diharapkan Dan sikap-sikapnya yang besemangat
Bukannya jadi hal yang manis, tapi malah nambahin penat yang Ada ..

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu,
Namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda,
Anda akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan,
Pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan
Pada tahapan-tahapan selanjutnya.

Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulai
Muncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya...
Nah Lho!
Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta
Yang pernah terjadi.. Anda mungkin mulai berhasrat menyelami
Eforia-eforia cinta itu dengan orang lain.
Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas?
Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu
Dan mencari pelampiasan diluar.
Berbagai macam cara, bentuk Dan ukuran untuk pelampiasan ini.
Mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.

Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya,
Hobinya, pertemanannya, nonton TVsampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-
Hal yang menyolok lainnya.

Tapi tau ngga?!
Bahwa jawaban atas dilema ini ngga Ada diluar, justru jawaban ini hanya
Ada di dalam pernikahan itu sendiri.
Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya
Saya ngga mengatakan kalo anda ngga boleh ataupun ngga bisa selingkuh,
Anda bisa!

Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh, Dan pada saat itu anda akan
Merasa lebih baik.
Tapi itu bersifat temporer, Dan setelah beberapa tahun anda akan
Mengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).
Perselingkuhan yang dilakukan sama dengan proses berpacaran yang pernah
Anda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah.
Tetapi, seandainya proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapati
Keadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang.
Itu adalah siklus....

Karena... (pahamilah dengan seksama hal ini) ..
KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT,
NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR
MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN TERUS MENERUS..!

Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan
Cinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi!
Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya
Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari Hari ke Hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"
Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, Dan energi.
Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK
Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga
Berjalan dengan baik .

Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.
Cinta bukanlah MISTERI
Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan
Ataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.
Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi),
Dalam suatu ikatan rumah tangga juga Ada hukumnya.
Sama halnya dengan diet yang tepat Dan olahraga yang benar dapat membuat
Tubuh Kita lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tangga
Juga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat.
Ini merupakan reaksi sebab akibat.
Jika Kita tahu Dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah Kita
Bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH".

Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan
Sebuah DECISION,
Dan bukan cuma PERASAAN..!
Jika IA sebuah cinta.....
IA tidak mendengar...
Namun senantiasa bergetar....
Jika IA sebuah cinta.....
ia tidak buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..
jika ia sebuah cinta......
ia tidak menyiksa..
namun senantiasa menguji..
jika ia sebuah cinta......
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..
jika ia sebuah cinta......
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan
hati..
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar
mata..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba
memenangi..

jika ia sebuah cinta.....
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan...
jika ia sebuah cinta......
ia tidak hadir dengan kekayaan dan
kebendaan...
namun hadir karena pengorbanan dan
kesetiaan..
Cintailah pasangan anda, seperti anda ingin dicintai olehnya
Setialah pada pasangan anda, seperti anda ingin mendapatkan kesetiannya
(diposting dari notes indah ariestiya
READ MORE

LIMA BOLA KEHIDUPAN

Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar secara vertical ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.
Kita akan segera mengerti bahwa teryata “Pekerjaan” hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali. Tetapi empat bola lainya yaitu Keluarga, Kesehatan, Teman dan spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan terluka, tertandai, tergores, rusak tau hancur berkeping-keping. Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya.

Bagaimana caranya?

Jangan rusak nilai kita dengan memperbandingkan dengan nilai orang lain karena kita tidak akan menemukan skala perbandingan itu. Bahkan perbedaan itulah yang membuat masing-masing diri kita special.

Jangan menganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian hidup kita, dimana hidup tanpanya menjadi kurang berarti. Jangan biarkan hidup kita terpuruk di “masa lampau” atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.

Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.

Janganlah takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang membuat kita untuk terus belajar, belajar dan belajar.

Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.

Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata “tidak mungkin saya temukan”. Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya sayap. Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.

Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat kita bawa kemanapun tanpa membebani. Dan akhirnya : MASA LALU adalah SEJARAH, MASA DEPAN merupakan MISTERI dan SAAT INI adalah KARUNIA.
READ MORE

Minggu, 05 Juli 2009

KESUKSESAN

KESUKSESAN hanyalah milik orang yang amat GIGIH MENGUBAH DIRINYA , dan tidak terjadi perubahan kecuali pada orang yang BERANI MELIHAT KEKURANGAN DIRINYA .

KEGAGALAN biasanya disebabkan oleh SATU kelemahan manusia yaitu TIDAK ADANYA KESEIMBANGAN antara KEINGINAN dan KESUNGGUHAN dalam MENYEMPURNAKAN IKHTIAR

Orang yang DIANGKAT memegang AMANAH JABATAN sedang dia TIDAK MEMINTANYA , akan mendapat banyak PERTOLONGAN dalam tugasnya

Lakukan segala sesuatu dengan KESUNGGUHAN, CERMAT DAN HATI-HATI . Jangan biarkan KELALAIAN dan KECEROBOHAN
, sebab itu bisa menjadi SUMBER KEGAGALAN

BAKAT KEPEMIMPINAN TIDAK DILAHIRKAN., namun muncul sebagai keterampilan yang terus DIASAH dan DI TUMBUH KEMBANGKAN.

JANGAN TAKUT kalau kita berbuat ADIL . sesungguhnya PERTOLONGAN ALLAH TIDAK AKAN TERTUKAR

HATI-HATILAH dengan segala KELEBIHAN yang kita miliki, karena itulah yang menyebabkan TERGELINCIRNYA kita kedalam kemaksiatan yang MENYESATKAN

Jika setiap orang dan pesaing DICURIGAI sebagai musuh, Kita tidak akan pernah memperoleh KEMAJUAN

BERHATI-HATILAH dalam mengambil KEPUTUSAN, karena salah dalam mengambil keputusan akan MERUGIKAN diri sendiri dan orang lain

BERUNTUNGLAH orang yang dititipi POTENSI KELEBIHAN dan di karuniakan KESANGGUPAN oleh Allah untuk MEMANFAATKANNYA bagi KEBAIKAN orang banyak

Awalilah setiap pekerjaan dengan PERENCANAAN yang baik. Karena GAGAL dalam MERENCANAKAN sama dengan MERENCANAKAN KEGAGALAN.

Salah satu tanda KEBODOHAN seseorang dalam menyikapi sebuah KESEMPATAN adalah sering MENUNDA-NUNDA AMAL dan MEREMEHKAN AKHIRAT.

KESUKSESAN SEJATI adalah ketika kita berhasil meyakinkan semua yang diperoleh pada dasarnya BERSUMBER DARI KEMURAHAN ALLAH SWT

(Dikutip dari : Abdullah Gymnastiar , “100 nasehat kepemimpinan AA Gym” )
READ MORE

Kamis, 02 Juli 2009

TAUHID

From Belajar Islam
Yesterday at 10:50pm
Pengertian Tauhid

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –rahimahullah- memaparkan bahwa kata tauhid secara bahasa adalah kata benda yang berasal dari perubahan kata kerja wahhada – yuwahhidu yang bermakna menunggalkan sesuatu. Sedangkan dalam kacamata syari’at, tauhid bermakna mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat (Al Qaul Al Mufid, 1/5)

Syaikh Hamad bin ‘Atiq menerangkan bahwa agama Islam disebut sebagai agama tauhid disebabkan agama ini dibangun di atas pondasi pengakuan bahwa Allah adalah Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, baik dalam hal kekuasaan maupun tindakan-tindakan. Allah Maha Esa dalam hal Dzat dan sifat-sifat-Nya, tiada sesuatu pun yang menyerupai diri-Nya. Allah Maha Esa dalam urusan peribadatan, tidak ada yang berhak dijadikan sekutu dan tandingan bagi-Nya. Tauhid yang diserukan oleh para Nabi dan Rasul telah mencakup ketiga macam tauhid ini (rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat). Setiap jenis tauhid adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari jenis tauhid yang lainnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang mewujudkan salah satu jenis tauhid saja tanpa disertai dengan jenis tauhid lainnya maka hal itu tidak mungkin terjadi kecuali disebabkan dia tidak melaksanakan tauhid dengan sempurna sebagaimana yang dituntut oleh agama (Ibthal At Tandid, hal. 5-6)

Syaikh Muhammad bin Abdullah Al Habdan menjelaskan bahwa tauhid itu hanya akan terwujud dengan memadukan antara kedua pilar ajaran tauhid yaitu penolakan (nafi) dan penetapan (itsbat). ‘La ilaha’ adalah penafian/penolakan, maksudnya kita menolak segala sesembahan selain Allah. Sedangkan ‘illallah’ adalah itsbat/penetapan, maksudnya kita menetapkan bahwa Allah saja yang berhak disembah (At Taudhihat Al-Kasyifat, hal. 49)


Tauhid dan Iman Kepada Allah

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan –hafizhahullah- menjelaskan bahwa hakekat iman kepada Allah adalah tauhid itu sendiri. Sehingga iman kepada Allah itu mencakup ketiga macam tauhi yaitu tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat (Al Irsyad ila Shahih Al I’tiqad, hal. 29). Di samping itu, keimanan seseorang kepada Allah tidak akan dianggap benar kalau hanya terkait dengan tauhid rububiyah saja dan tidak menyertakan tauhid uluhiyah. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kaum musyrikin dahulu yang juga mengakui tauhid rububiyah. Meskipun demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerangi dan mengajak mereka untuk bertauhid. Hal itu dikarenakan mereka tidak mau melaksanakan tauhid uluhiyah.


Urgensi Tauhid Bagi Setiap Insan

Kepentingan manusia untuk bertauhid sungguh jauh berada di atas kepentingan mereka terhadap makanan, minuman atau tempat tinggal. Kalau seseorang tidak makan atau minum, akibat terburuk yang dialami hanyalah sekedar kematian. Namun, kalau seseorang tidak bertauhid barang sekejap saja dan pada saat itu dia meninggal dalam keadaan musyrik, maka siksaan yang kekal di neraka sudah siap menantinya.

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّه ُمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah (dalam beribadah) maka sungguh Allah telah mengharamkan atasnya surga, dan tempat tinggalnya adalah neraka…” (QS. al-Ma’idah [5]: 72)

Bahkan amalnya yang bertumpuk-tumpuk selama hidup pun akan menjadi sia-sia apabila di akhir hidupnya dia telah berbuat syirik kepada Rabb-nya dan belum bertaubat darinya. Allah ta’ala berfirman,

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Sungguh, jika kamu berbuat syirik, akan lenyaplah semua amalmu, dan kamu pasti akan tergolong orang yang merugi.” (QS. az-Zumar [39]: 65)

Dan, kalaulah kita mau merenungkan untuk apa kita diciptakan di alam dunia ini niscaya kita akan memahami betapa agung kedudukan tauhid dalam hidup ini. Allah ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat [51]: 56). Makna beribadah kepada Allah di sini adalah mentauhidkan Allah.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah- mengatakan, “Apabila engkau telah mengetahui bahwasanya Allah menciptakan dirimu untuk beribadah, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ibadah tidak akan disebut sebagai ibadah (yang hakiki) apabila tanpa disertai tauhid. Sebagaimana halnya sholat tidak disebut sebagai sholat jika tidak disertai dengan thaharah (bersuci). Maka apabila syirik merasuk ke dalam suatu ibadah, niscaya ibadah itu menjadi batal. Sebagaimana hadats jika terjadi pada (orang yang sudah melakukan) thaharah…” (Majmu’ah Tauhid, hal. 7)

Terkait dengan pentingnya tauhid ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ketahuilah, sesungguhnya kebutuhan hamba untuk senantiasa beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya merupakan kebutuhan yang tak tertandingi oleh apapun yang bisa dianalogikan dengannya. Akan tetapi, dari sebagian sisi ia bisa diserupakan dengan kebutuhan tubuh terhadap makanan dan minuman. Di antara keduanya sebenarnya terdapat banyak sekali perbedaan. Karena sesungguhnya jati diri seorang hamba adalah pada hati dan ruhnya. Padahal, tidak ada kebaikan hati dan ruh kecuali dengan (pertolongan) Rabbnya, yang tiada ilah (sesembahan) yang benar untuk disembah selain Dia. Sehingga ia tidak akan bisa merasakan ketenangan kecuali dengan mengingat-Nya. Seandainya seorang hamba bisa memperoleh kelezatan dan kesenangan dengan selain Allah maka hal itu tidak akan terus menerus terasa. Akan tetapi, ia akan berpindah dari satu jenis ke jenis yang lain, dari satu individu ke individu yang lain. Adapun Rabbnya, maka dia pasti membutuhkan-Nya dalam setiap keadaan dan di setiap waktu. Di mana pun dia berada maka Dia (Allah) senantiasa menyertainya.” (Majmu’ Fatawa, I/24. Dikutip dengan perantara Kitab Tauhid Syaikh Shalih al-Fauzan, hal. 43)

Siapa yang merasa tauhidnya sudah hebat?!

Allah ta’ala mengisahkan do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam di dalam ayat-Nya

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

“Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan kepada arca-arca.” (QS. Ibrahim [14]: 35)

Ibrahim At Taimi mengatakan, “Lalu siapakah yang lebih merasa aman dari bencana kesyirikan selain Ibrahim[?]”

Syaikh Abdurrahman bin Hasan –rahimahullah- mengatakan, “Tidak ada lagi yang merasa aman dari terjatuh dalam kesyirikan selain orang yang bodoh terhadap syirik dan juga tidak memahami sebab-sebab yang bisa menyelamatkan diri darinya; yaitu ilmu tentang Allah, ilmu tentang ajaran Rasul-Nya yaitu mentauhidkan-Nya serta larangan dari perbuatan syirik terhadapnya.” (Fathul Majid, hal. 72)

Demikianlah sekilas mengenai pentingnya tauhid dalam kehidupan kita. Semoga kita tergolong hamba-hamba yang mentauhidkan Allah dengan sebenar-benarnya. Kalau orang semulia Nabi Ibrahim ‘alaihis salam saja masih takut terjerumus syirik, lalu bagaimana lagi dengan orang seperti kita. Wallahul musta’an. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Selesai disusun ulang di Yogyakarta,
Senin 8 Jumadil Ula 1430 H
Hamba yang fakir kepada Rabbnya

Abu Mushlih Ari Wahyud
READ MORE

KATA-KATA HIKMAH AA GYM

Orang yang BIJAK adalah orang yang MENIKMATI HIDUP DENGAN SEDIKIT KEINGINAN . Makin BANYAK KEINGINAN makin besar peluang untuk GELISAH.

Kesedihan yang kita alami adalah sebuah FASE UNTUK MEMPEROLEH KEKUATAN BARU , bukan sebagai pintu kelemahan yang justru merugikan.

Orang yang sibuk MELIHAT KEHEBATAN dan JASA DIRINYA tanpa memperdulikan kebaikan orang lain , biasanya akan terjebak dalam KEEGOISAN dan KESOMBONGAN .

TIDAK ADA PENDERITAAN DALAM HIDUP INI , kecuali orang yang membuat dirinya menderita dan menganggap rumit kehidupan.

Banyak orang yang berusaha MERUBAH DUNIA tetapi sedikit sekali orang yang terlebih dahulu berusaha MERUBAH DIRINYA menjadi pribadi yang shaleh.

Allah menciptakan KEKURANGAN bagi seseorang sebagai BENTENG PERLINDUNGAN agar dia TERHINDAR DARI KEMAKSIATAN yang akan dilakukan ANDAI DIA MEMILIKI KELEBIHAN.

Jika kita ingin MENILAI DIRI SENDIRI , lihatlah siapa orang-orang DISEKELILING KITA yang coba kita DEKATI DAN JAUHI.

Seseorang TIDAK AKAN BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK , kecuali dia punya keberanian untuk MELIHAT KEKURANGAN DIRINYA
AWALI KESUKSESAN kita dengan BERANI MELIHAT KEKURANGAN DIRI.

Jadikanlah setiap KRITIK BAHKAN PENGHINAAN kita terima sebagai JALAN UNTUK MEMPERBAIKI DIRI
PENYEBAB KEMARAHAN DAN KEKECEWAAN yang kita alami bisa jadi adalah karena TIDAK TERWUJUDNYA KEINGINAN DAN HARAPAN TINGGI yang kita miliki.

Merasa DIRI TIDAK SEMPURNA ITU WAJAR . YANG TIDAK WAJAR adalah KITA MENYESALI DAN TIDAK DAPAT MENIKMATI HIDUP KARENANYA.

Jika WIBAWA kita di rumah dan dimanapun DIPERTANYAKAN , lakukanlah EVALUASI DIRI . Apakah perilaku kita sesuai dengan contoh Rasulullah SAW.

Ada nilai yang LEBIH TINGGI DARI DOA , yaitu PELUANG DIRI MENJADI LEBIH BAIK , LEBIH BERMUTU, LEBIH CEMERLANG DAN LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT.

BEKERJA KERAS adalah bagian dari FISIK
BEKERJA CERDAS merupakan bagian dari OTAK
BEKERJA IKHLAS adalah bagian dari HATI

(Oleh Elvi Zuhailina, dikutip dari Abdullah Gymnastiar , "100 Nasehat kepemimpinan AA GYM")
READ MORE

Rabu, 01 Juli 2009

Kita Cuma Bisa MENGKRITIK Tapi Tidak Bisa Kasih Solusi

Kita Cuma Bisa MENGKRITIK Tapi Tidak Bisa Kasih Solusi

MENGKRITIK Seperti Sudah menjadi Budaya
Sebagian Besar Orang dalam masyarakat kita.

Bahkan KEMAMPUAN MENGKRITIK Terkadang
dijadikan Ukuran Tingkat Kecerdasan Seseorang.

Semakin Mampu Seseorang Mengkritik,
Semakin Cerdas Pula Orang tersebut Dianggap.

Kalau Dipikir-pikir sepertinya kita memang Dibesarkan dan
Dididik untuk menjadi Manusia-manusia Kritikus.

Dari Kecil kita SERING TERLIBAT DALAM MENCARI
LETAK KESALAHAN Daripada Mencari SOLUSI,
Lebih Sering Mencari SIAPA yg Harus Bertanggungjawab Daripada
Bekerjasama Menyelesaikannya bersama-sama.

Lebih Sering MEMBICARAKAN KEKURANGAN daripada KELEBIHAN Pihak lain.
KEBIASAAN-kebiasaan seperti Itulah yang Sedikit Banyak Berperan
Menciptakan Manusia TERBIASA FOKUS pada SISI yang BURUK saja.

Apabila Orang lain Mengemukakan Suatu Ide,
Pendapat atau Konsep yang Kelemahannya Terlihat oleh kita,
langsung kita “GATAL” KALAU TIDAK MENGKRITIK.

Bukan Memberi Ide yang Lebih Baik atau Ide untuk Melengkapi dan Menyempurnakan,
tetapi Sebaliknya kita Selalu MEMIKIRKAN dan MENGANGKAT SISI NEGATIFNYA.
Mengapa demikian ?
Karena Sadar atau Tidak, Kritis Sudah Menjadi Bagian Dari Diri Kita.

Karena kritik-mengkritik Sebenarnya Bukanlah Hal yang Buruk,
Malah Sebaliknya Bisa Menjadi Vitamin dan Motivator bagi Pihak yang Dikritik.
Kritik yang disampaikan dengan baik,
Tepat Waktu dan Tepat Sasaran adalah Kritik yang Sangat Bermanfaat.
Istilahnya Orang-orang “Kritik Membangun”.

Tapi kalau kita Dipikir-pikir Lebih Jauh Lagi,
Menyempurnakan Ide yang Kurang Sempurna atau
yang Tidak Sesuai dengan Pola Pikir kita,
Tidak Selalu Harus Menggunakan Kritik, Apalagi Kritik Menjatuhkan.

Bisa dengan cara sebaliknya yaitu
memberi ide lain yg benar-benar baru / orisinil yang lebih baik.
Atau bisa juga hanya dengan membantu memberi ide yang bersifat
memperbaiki bagian yang menurut kita kurang baik.
Ironisnya,
Lebih Banyak ORANG PINTAR yang Hanya Pandai Mengkritik tetapi
Tak Mampu Memberikan Ide yang Lebih Baik daripada Ide yang sedang dikritik.
Entah Orang-orang Jenis ini Sebenarnya Hanya Pandai Melihat
SISI NEGATIF Orang lain atau Memang Benar-Benar Pintar,
Hanya saja Kreatifitas ia sering Tertutup oleh Kebiasaan Kritik Mengkritik,
sehingga bukan mustahil Dirinya juga Menjadi Kurang Percaya Diri
untuk mengemukakan ide.
Takut Berbuat Salah, Malu kalau ternyata idenya tidak diterima,
Keliru dan Lantas dikritik Habis-habisan.
Jadi hanya Melontarkan kritik tanpa Dasar, Tanpa Penjelasan,
Tidak Ada Uraian dan Masukan Apapun yang Bisa ia angkat.

Budaya dan lingkungan seperti ini cenderung membuat
kemampuan kreatifitas seseorang dan lingkungannya sulit berkembang,
bahkan mematikan.
Tidak heran kita lebih gampang mendapat ORANG-orang PINTAR yang
memperoleh Predikat "Pintar" karena Kemampuan Mengkritiknya,
tapi Tidak Kreatif dalam Solusi apalagi Inovatif.

Dalam berkomunikasi,
baik di Dunia Nyata maupun Maya,
semuanya perlu BELAJAR untuk Melihat Semua hal dari SISI POSITIF.
Perlu Belajar Berkontribusi Memberi Ide Positif yang Mencerahkan daripada
menebar Kritikan semata-mata yang semakin membuat kita menjadi
Manusia-manusia yang Terbiasa Melihat dari Sisi Negatif dan
Memenuhi PIKIRAN dengan Muatan Negatif.

Meskipun Tidak Dapat dikatakan KEBIASAAN dan
KARAKTER yang Terbentuk dari Kebiasaan ini sepenuhnya TIDAK PANTAS,
tetapi BERHATI-HATILAH Dengannya.
Kalau tidak, kebiasaan seperti ini bisa menjadi Sumber PENDERITAAN,
KETIDAK-BAHAGIAAN HIDUP.

Karena Kemana dan Dimanapun ia Berada,
Sisi Negatif setiap hal Selalu Dicari,
terlihat Lebih Jelas dan Lebih Penting baginya,
bahkan menutupi Sisi Positif yang sesungguhnya Lebih Besar.

Kemampuan MENGHARGAI dan BERSYUKUR Atas KELEBIHAN yang DIMILIKI pun
Semakin Lemah dan Cenderung Pesimistis.

Bukan bermaksud Anti Terhadap Kritikan tetapi sekedar
MENGINGATKAN untuk DIRI KITA SENDIRI sekaligus untuk BELAJAR
MEMBIASAKAN DIRI BERPIKIR dan MENGGUNAKAN BAHASA yang POSITIF.
READ MORE

MEMAHAMI ARTI SEBUAH PENGORBANAN

MEMAHAMI ARTI SEBUAH PENGORBANAN

Salam Hikmah...
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Salam Sejahtera untuk kita semua

Sahabat Hikmah...
Berikut ini ada sebuah kisah penuh hikmah tentang ARTI SEBUAH PENGORBANAN, dan keyakinan kepada kita bahwa KEBAIKAN AKAN DIBALAS DENGAN KEBAIKAN...

TANGIS UNTUK ADIKKU

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari , orangtuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih dari aku mencintainya.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatan membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.

“Siapa yang mencuri uang ayah?”Beliau bertanya. Aku terpaku terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapapun mengaku. Beliau mengatakan lagi “ Baiklah kalau begitu kalian berdua layak dipukul!”

Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adiku mencengkeram tangannya dan berkata, Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudah itu beliau duduk di ranjang dan memarahi kami.”Kamu sudah belajar mencuri dari rumah, hal memalukan apalagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang ? kamu layak dipukul, kamu pencuri tidak tahu malu.”

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kamu, tubuhnya luka, tetapi ia tidak menitikan airmata setetespun. Dipertengahan malam itu, saya tiba-tiba menangis meraung-raung.. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, ”Kak, jangan menangis lagi sekarang, semuanya sudah terjadi.”

Aku masih terus membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan baru seperti kemarin. Aku tidak pernah lupa tampang adikku ketika melindungiku. Waktu itu, adiku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengar dia berkata lirih ” Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik”. Ibu mengusap airmatanya yang mengalier dan menghela nafas ” Apa gunanya?bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga adikku berjalan ke hadapan ayah dan berkata, ”Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku telah cukup membaca banyak buku”

Ayah marah besar dan berkata : ” mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah!!!Bahkan kalau aku harus mengemis di jalanan akan aku lakukan, kamu berdua harus sekolah sampai selesai.”

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit makanan. Dia menyelinap di samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:”Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimmu uang.”

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu adiku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun.

Dengan uang yang ayahku pinjam dan uang dari adiku hasilkan dari mengangkut semen pada lokasi konstruksi, akhirnya aku sampai akhir tahun ketiga kuliah.

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk memberitahukan,” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya,”Mengapa kamu tidak bilang pada temanku kamu adalah adikku?”

Dia tersenyum dan menjawab”Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu?Apa mereka tidak akan mentertawakanmu?”

Aku merasa terenyuh dan airmata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari badan adiku dan sambil tersekat aku berkata”Aku tidak peduli omongan siapapun!Kamu adalah adikku apapun juga Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu...”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan terus menjelaskan, ”Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kakak harus memilikinya...”

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Menariknya ke dalam pelukanku dan menangis....Tahun itu ia berusia 20 aku 23

Pertama kali aku membawa teman-teman kuliahku ke rumahku, kaca jendela yang pecah telah diganti dan semuanya kelihatan bersih..Setelah teman-temanku pulang..aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.”Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah kita...Tetapi katanya sambil tersenyum”Itu adalah pekerjaan adikmu..dia pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkkah kamu melihat luka ditangannya.?ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus , seratus jarum terasa menusuk hatiku.Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalut lukanya..”Apakah sakit?..

”Tidak kok Kak...Aku biasa biasa kena batu-batu kak..”Ditengah kalimatnya aku membalikan punggungku karena air mata mulai menggenang dimataku....Tahun itu adikku 23 tahun dan aku berusia 26 tahun.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Aku berkali-kali mengundang orangtuaku datang dan tinggal dirumahku..tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka sudah merasa dibesarkan didusun dan tidak tahu harus berbuat apa kalau seandainya keluar dari dusun. Adikku juga mengatakan ”Kak jagalah mertuamu saja, saya yang akan menjaga ibu dan ayah disini..”

Suamiku menjadi direktur pabrik..Kami menginginkan adiku kerja di pabrik, akan tetapi adiku tak pernah mau...dia pingin tetap menjaga ayah ibu.

Suatu hari adiku jatuh dari sebuah tangga untuk memperbaiki kabel, ketika dia terkena sengatan listrik dan dia masuk ke rumah sakit...Aku dan suamiku menjenguknya..dan melihat gips putih dikakinya..Aku berkata ”Mengapa kamu menolak kerja menjadi manajer pabrik di tempat kakakmu...Coba kalau kau terima, tentu kamu tidak akan mengalami seperti ini..”

Dengan tanpang serius dia menjawab”Kak, pikirkan nama baik kakak ipar kak. Ia baru saja menjadi Direktur, sedangkan saya tidak berpendidikan..nanti apa kata orang kalau saya menjadi manajer? Kasihan kakak ipar..

Mata suamiku dipenuhi airmata, dan kemudian aku berkata ” Tapi kamu kurang berpendidikan itu juga karena aku, kakakmu...

Mengapa kakak membicarakan masa lalu?” adikku menggenggam tanganku. Tahun itu ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun

Adikku kemudian menikahi seorang gadis pada usia 30 tahun. Dalam acara itu pembawa acara perayaan bertanya kepadanya,”Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” tanpa berpikir panjang adikku menjawab”Kakakku.’

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat lagi.

” Ketika kami sekolah SD. Saya dan kakakku sekolah SD di tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal kami..di sebuah dusun yang berbeda..Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama kurang lebih dua jam untuk pergi dan pulang ke sekolah..Suatu hari aku kehilangan satu sarung tanganku...Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai sebuah sarung tangan di tangannya..padahal kami berjalan sangat jauh dan cuaca sedang musim sangat dingin...Ketika kami tiba dirumah, tangan kakakku begitu gemetaran..sehingga ketika makan dia tidak bisa memegang sendoknya.......Sejak hari itu aku bersumpah..selama saya masih hidup aku akan menjaga kakakku dan...aku akan selalu baik kepadanya..

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku

Kemudian kata-kata begitu susah keluar dari bibirku”Dalam hidupku..orang yang paling berjasa padaku adalah adikku..orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku...

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia itu..di depan kerumunan perayaan itu..air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai....

Semoga kisah tersebut memberikan pelajaran kepada kita semua. Amin

Wassalam
READ MORE

Selasa, 30 Juni 2009

BAHASA SEBAGAI ALAT BERPIKIR DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

BAHASA SEBAGAI ALAT BERPIKIR DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

Makalah Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu



Oleh :
NAMA : RETNI PARADESA
NIM : 20082012037


Dosen Pengampu:
Prof. H. WASPODO, Ph. D.



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2008/2009
BAHASA SEBAGAI ALAT BERPIKIR DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE
Oleh : Retni Paradesa

A. Pendahuluan
Tadi malam di rumah pak Pulan ada pencuri dan polisi segera diberitahukan. Komandan polisi yang datang memimpin pemeriksaan, sebuah jendela belakang dibongkar oleh pencuri itu. Dari jendela inilah mereka masuk pikir Komandan. Dengan segera ia tahu, bahwa yang mencuri itu lebih dari satu, karena dilihatnya dua macam jejak di bawah jendela itu. Tahukah tuan, barang-barang apa yang dicuri, tanya Komandan Polisi kepada pak Pulan, sebuah radio, satu set komputer jawab pak Pulan.
Dari cerita ini ada proses berpikir. Berpikir merupakan suatu aktivitas pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian, pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan dari sesuatu yang kita kehendaki. Menurut Jujun. S. Suriasumantri (2007),
”manusia – homo sapiens, makhluk yang berpikir. Setiap saat dari hidupnya, sejak dia lahir sampai masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti berpikir. Hampir tak ada masalah yang menyangkut dengan perikehidupan yang terlepas dari jangkauan pikirannya, dari soal paling remeh sampai soal paling asasi”.

“Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia, untuk membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Maka dengan dasar berpikir, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir merupakan proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia untuk mencapai kebenaran di samping rasa dan kehendak untuk mencapai kebaikan”,

menurut tim dosen filsafat ilmu (1992). Dengan demikian, “ciri utama dari berpikir adalah adanya abstraksi. Maka dalam arti yang luas kita dapat mengatakan berpikir adalah bergaul dengan abstraksi-abstraksi. Sedangkan dalam arti yang sempit berpikir adalah meletakkan atau mencari hubungan atau pertalian antara abstraksi-abstraksi dalam M. Ngalim Puswanti (1992).
Berpikir juga merupakan suatu proses yang terjadi di jaringan syaraf pada otak kita. Berpikir merupakan perubahan dalam agregat dari representasi diri. Berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir manusia mengembangkan berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan hidupnya.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah yang baik perlu ditunjang dengan sarana berpikir ilmiah berupa bahasa, matematika, dan statistika. Dalam berpikir ilmiah khususnya dalam belajar geometri, peran bahasa ilmiah sangat berperan penting. Dalam belajar geometri menurut dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre Van Hiele dan isterinya, Dian Van Hiele-Geldof, pada tahun-tahun 1957 sampai 1959 mengajukan suatu teori mengenai proses perkembangan yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Dalam teori yang mereka kemukakan, mereka berpendapat bahwa dalam mempelajari geometri para siswa mengalami perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap tertentu. Dimana pada setiap tahapnya peran bahasa sangat berperan penting.
Dari pola berpikir di atas, maka akan dibahas pola berpikir ilmiah dan lebih khusus di fokuskan pada pembahasan “bahasa sebagai alat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan teori Van Hiele”.

B. Berpikir Ilmiah
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2007) mengatakan bahwa “Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan”. Oleh karena itu, proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan diperlukan sarana tertentu yang disebut dengan sarana berpikir ilmiah.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya juga diperlukan sarana tertentu pula. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa: “[1] Bahasa Ilmiah, [2] Logika dan metematika, [3] Logika dan statistika. Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah kepada orang lain. Logika dan matematika mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya. Sedangkan logika dan statistika mempunyai peran penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum”.






Berdasarkan
Metode-metode
Ilmiah

Sarana berpikir ilmiah digunakan sebagai alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah. “Sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah pada dasarnya ilmu menggunakan penalaran induktif dan deduktif, dan sarana berpikir ilmiah tidak menggunakan cara tersebut. Berdasarkan cara mendapatkan pengetahuan tersebut jelaslah bahwa sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan sarana ilmu yang berupa: bahasa, logika, matematika, dan statistika”. Sedangkan “fungsi sarana berfikir ilmiah adalah untuk membantu proses metode ilmiah, baik secara deduktif maupun secara induktif.
Kemampuan berpikir ilmiah yang baik sangat didukung oleh penguasaan sarana berpikir dengan baik pula. Maka dalam proses berpikir ilmiah diharuskan untuk mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah menyadarkan diri kepada proses metode ilmiah baik logika deduktif maupun logika induktif. Ilmu dilihat dari segi pola pikirnya merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif.
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2007)
“Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah, pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya [katakan saja : penalaran tentang api yang dapat membakar, dinginnya es dan sebagainya]. Sedangkan berpikir ilmiah, pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara teratur dan cermat [dua hal yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama dalam satu kesatuan]”.

Yang terakhir ini penting kaitannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

C. Bahasa Ilmiah
1. Pengertian Bahasa
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2007) menyatakan pertama-tama bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi. Dalam hal ini kita mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi. Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini dikatakan sebagai komunikasi verbal. Kedua, bahasa merupakan lambang di mana serangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu.
Dengan adanya bahasa memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu dalam benak kepala kita, meskipun obyek yang sedang kita pikirkan tersebut tidak berada di dekat kita. Manusia dengan kemampuannya berbahasa memungkinkan untuk memikirkan sesuatu masalah secara terus menerus. Menurut Gorys Keraf (1997: 1) (dalam, Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peran yang penting dalam berpikir deduktif.
Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peran masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah tersebut.
Menurut Abdul Halim Fathoni (2008) mengatakan bahwa ”bahasa merupakan suatu sistem yang terdiri dari lambang-lambang, kata-kata, dan kalimat-kalimat yang disusun menurut aturan tertentu dan digunakan sekelompok orang untuk berkomunikasi”. Dalam tulisannya, Mudjia Rahardjo mengatakan: "Di mana ada manusia, di sana ada bahasa". Keduanya tidak dapat dipisahkan. Bahasa tumbuh dan berkembang karena manusia. Manusia berkembang juga karena bahasa. Keduanya menyatu dalam segala aktivitas kehidupan. Hubungan manusia dan bahasa merupakan dua hal yang tidak dapat dinafikan salah satunya. Bahasa pula yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain.
Bahasa adalah alat komunikasi verbal. Alat komunikasi verbal dilambangkan dengan penggunaan bunyi-bunyi. Bunyi-bunyi tersebut tersusun dalam suatu susunan bunyi yang mengandung makna.

2. Fungsi Bahasa
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2007) dilihat dari segi fungsinya, bahasa memiliki dua fungsi yaitu:
a. sebagai alat untuk menyatakan ide, pikiran, gagasan atau perasaan,
b. sebagai alat untuk melakukan komunikasi dalam berinteraksi dengan orang lain.
Berdasar dua fungsi tersebut, adalah sesuatu yang mustahil dilakukan jika manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi tanpa melibatkan peranan bahasa. Komunikasi pada hakekatnya merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima. Hubungan komunikasi dan interaksi antara si pengirim dan si penerima, dibangun berdasarkan penyusunan kode atau simbol bahasa oleh pengirim dan pembongkaran ide atau simbol bahasa oleh penerima.
Berkaitan dengan hal ini, dapat dikatakan bahwa syarat terjadinya proses komunikasi harus terdapat dua pelaku, yakni pengirim dan penerima pesan, sehingga yang perlu ditekankan selanjutnya adalah bagaimana cara kita menyampaikan pesan agar dapat berjalan secara efektif. Dalam hal ini, Badudu (1995), mengemukakan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu: a). orang yang berbicara; b). orang yang diajak bicara; c). situasi pembicaraan apakah formal atau non-formal; dan d). masalah yang dibicarakan (topik).
Para pakar memiliki perbedaan pendapat dalam hal fungsi bahasa. Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi, sedangkan aliran sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan masyarakat.
Namun walaupun tampak perbedaan, menurut Jujun S. Suriasumantri (2007) secara umum ”dapat dinyatakan bahwa bahasa pada dasarnya merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia. Sebagai pernyataan pikiran atau perasaan dan alat komunikasi manusia, bahasa mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu
a. Fungsi ekspresif (emotif) tampak pada pencurahan rasa takut serta takjub yang dilakukan serta merta pada pemujaan-pemujaan, demikian juga pencurahan seni suara maupun seni sastra.
b. Fungsi afektif (praktis) tampak jelas untuk menimbulkan efek psikologis terhadap orang lain dan sebagai akibatnya mempengaruhi tindakan-tindakan mereka ke arah kegiatan atau sikap tertentu yang diinginkan.
c. Fungsi simbolik dipandang dalam artian yang luas, meliputi fungsi logik serta komunikatif, karena arti itu dinyatakan dalam simbol bukan hanya untuk menyatakan fakta saja, melainkan juga untuk menyampaikan kepada orang lain. ”
”Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup. Bahasa mempunyai pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya”. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Ernest Cassirer, bahwa ”keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya, melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa” (Amsal Bahtiar, 2004, hlm. 175). Oleh karena itu, Ernest Cassirer dalam Jujun S. Suriasumantri (2007) menyebut ”manusia sebagai animal symbolicum, yaitu makhluk yang mempergunakan simbol”.

D. Bahasa dalam Pembelajaran Geometri Berdasar Teori Belajar Van Hiele
Van Hiele (2008) berpendapat bahwa “dalam mempelajari geometri para siswa mengalami perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap tertentu”. Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut:
1. Level 0. Tingkat Visualisasi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama persegipanjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun persegipanjang tersebut.
Dengan mengenal nama suatu bangun pada tingkat ini anak sudah memerankan suatu bahasa. Peranan bahasa disini baru sebatas mengenal nama.
2. Level 1. Tingkat Analisis
Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa suatu bangun merupakan persegipanjang karena bangun itu “mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya siku-siku”
Pada tingkat analisis disini peranan bahasa merupakan sebagai alat menyatakan ide, pikiran, gagasan, atau perasaan. Siswa dapat menyatakan idenya berdasarkan apa yang dilihat dan mengerti tentang suatu bangun misalnya pada bangun persegipanjang. Karena peran bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
3. Level 2. Tingkat Abstraksi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini siswa sudah memahami perlunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.
4. Level 3. Tingkat Deduksi Formal
Pada tingkat ini siswa sudah memahami peranan pengertian-pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan teorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses berpikir tersebut.
Misalnya pada tingkat ini anak sudah bisa membuktikan suatu soal dengan menggunakan pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan teorema-teorema dalam geometri yang dimulai dengan pembuktian dari umum ke khusus (berpikir deduktif-aksiamatis). Contohnya dalam menemukan suatu luas persegi sebelumnya siswa bisa menggunakan sifat-sifat dari persegi dari unsure-unsur yang dapat dapat diturunkan menjadi suatu rumus luas persegi. Sangat jelas disini pada tingkat deduksi formal bahwa bahasa sangat berperan sebagai alat untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau perasaan. Siswa dapat menyatakan idenya berdasarkan apa yang dilihat dan mengerti tentang persegi. Dan dapat menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka analisis.
5. Level 4. Tingkat Rigor (akurat)
Tingkat ini disebut juga tingkat metamatematis. Pada tingkat ini, siswa mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini, siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan berubah. Sehingga, pada tahap ini siswa sudah memahami adanya geometri-geometri yang lain di samping geometri Euclides.
Menurut Van Hiele, semua anak mempelajari geometri dengan melalui tahap-tahap tersebut, dengan urutan yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan seseorang siswa mulai memasuki suatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Selain itu, menurut Van Hiele, proses perkembangan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya terutama tidak ditentukan oleh umur atau kematangan biologis, tetapi lebih bergantung pada pengajaran dari guru dan proses belajar yang dilalui siswa.
Untuk meningkatkan suatu tahap berpikir ke tahap berpikir yang lebih tinggi Van Hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan 5 fase (langkah), yaitu; informasi (information), orientasi langsung (directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (integration).
Pada setiap tahap dalam tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele diatas berhubungan erat dengan bahasa. Dapat dikatakan bahwa bahasa mempunyai peranan penting sebagai proses berpikir siswa dalam pembelajaran geometri.

E. Penutup
Dari berbagai uraian yang dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan beberapa ringkasan sebagai berikut : [1] Dalam kegiatan atau kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus menggunakan atau didukung oleh sarana berpikir ilmiah yang baik pula, karena tanpa menggunakan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik. [2] Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. [3] fungsi bahasa pada dasarnya merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia. Sebagai pernyataan pikiran atau perasaan dan alat komunikasi manusia, bahasa mempunyai 3 fungsi pokok yaitu fungsi ekspresif atau emotif, fungsi afektif atau praktis dan fungsi simbolik.
Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut: level 0: tingkat visualisasi, tingkat analisis, tingkat abstraksi, tingkat Rigor. Dimana pada setiap tahapan berpikir melibatkan bahasa. Dan bahasa mempunyai peranan penting sebagai alat berpikir dalam pembelajaran geometri berdasarkan teori Van Hiele.




DAFTAR PUSTAKA
AL, Kristiyanto. 2008. Pembelajaran Matematika Berdasar Teori. http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar- teori.html/ diakses pada 29 November 2008.

Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.

Fathoni, Abdul Halim. 2008. Bahasa Matematika. http://www.math.uns.ac.id/simta/?act=berita&id=19/ diakses pada 29 November 2008.

Inisiasi Pengembangan Matematika SD. http://fip.uny.ac.id/pjj/wp-content/uploads/2008/04/inisiasi_pengembangan_matematika_sd_4.pdf/ diakses pada 29 November 2008

Jujun S, Suriasumantri. 2007. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kasmadi, Hartono, dkk. 1990. Filsafat Ilmu. Semarang: IKIP Semarang Press.

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 1992. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberti.

Puswanto, M. Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

.








READ MORE

Jumat, 26 Juni 2009

BINGKISAN DARI AYUK TERCINTA


wah dapat bingkisan dari ayuk tercinta...Thanks ya yuk,....award ini juga akan aku bagikan pada sobat blogger yang lain..., n yang aku pilih untuk ndapetin award ini adalah....

Yeni
Deboy
Lela Anggraeni
READ MORE

MUHASABAH ( INTROSPEKSI DIRI)

Wahai hamba-hamba Allah...
Aku mewasiatkan diriku dan anda untuk bertakwa pada Allah dan introspeksi diri.
Karena dengan muhasabah, maka jiwa akan menjadi istiqamah, sempurna dan bahagia.

Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah SETIAP DIRI MEMPERHATIKAN APA YANG TELAH DIPERBUATNYA UNTUK HARI ESOK (akherat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"

Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: "Orang yang PANDAI adalah orang yang MENGINTROPEKSI DIRINYA dan BERAMAL untuk SETELAH KEMATIAN, sedang orang yang LEMAH adalah
orang yang JIWANYA SELALU TUNDUK PADA NAFSUNYA dan mengharap pada Allah dengan berbagai ANGAN-ANGAN" (H.R Ahmad dan Tirmidzi)

Ibnul Qayyim rahimahullah meriwayatkan dari Al-Hasan bahwa beliau berkata:
"Seorang mukmin itu PANDAI MENGENDALIKAN DIRINYA, selalu MENGHISAB dirinya di hadapan Allah. Penghisaban di Hari Kiamat itu akan menjadi RINGAN bagi mereka yang selalu memperhitungkan selama di dunia. Sebaliknya, akan terasa BERAT bagi orang yang tidak pernah memperhitungkan dirinya".

Berkata Ibnu Qudamah dalam Minhaj Al-Qashidin:
"Ketauhilah bahwa MUSUHMU yang PALING BERBAHAYA adalah JIWA yang berada dalam DIRIMU, ia memiliki NAFSU AMMARAH BISSUU', condong pada kejahatan. Engkau DIPERINTAHKAN untuk MELURUSKAN, MEMBERSIHKAN, dan MEMUTUSNYA dari berbagai pengaruh negatif serta MENGARAHKANNYA dengan rantai kekuatan untuk beribadah pada Tuhannya. Jika engkau MENYEPELEKANNYA, maka ia akan TERLEPAS TANPA KENDALI dan engkau tidak mendapat keberuntungan setelah itu. Kalau engkau SENANTIASA MENGINGATKANNYA maka kami mengharapkan JIWA tersebut akan menjadi TENANG. Karena itu jangan engkau lalai untuk mengingatkannya".

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: Muhasabah ada dua macam, sebelum beramal dan sesudahnya.

* Jenis yang pertama: Sebelum beramal, yaitu dengan berfikir sejenak ketika hendak berbuat sesuatu, dan jangan langsung mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan atau tidaknya. Al-Hasan berkata: "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak ketika terdetik dalam fikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan ketaatan pada Allah, maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan, maka ia tinggalkan".

* Jenis yang kedua: Introspeksi diri setelah melakukan perbuatan. Ini ada tiga jenis:
1. Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang belum sepenuhnya ia lakukan, lalu ia juga muhasabah, apakah ia sudah melakukan ketaatan pada Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya atau belum ?

2. Introspeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik dari melakukannya.

3. Introspeksi diri tentang perkara yang mubah atau sudah menjadi kebiasaan, mengapa mesti ia lakukan? Apakah ia mengharapkan Wajah Allah dan negeri akherat? Sehingga (dengan demikian) ia akan beruntung, atau ia ingin dunia yang fana? Sehingga iapun merugi dan tidak mendapat keberuntungan.



Muhasabah memiliki dampak positif dan manfaat yang luar biasa, antara lain:

1. Mengetahui aib sendiri. Barangsiapa yang tidak memeriksa aib dirinya, maka ia tidak akan mungkin menghilangkannya.

2. Dengan bermuhasabah, seseorang akan kritis pada dirinya dalam menunaikan hak Allah. Demikianlah keadaan kaum salaf, mereka mencela diri mereka dalam menunaikan hak Allah. Imam Ahmad
meriwayatkan dari Abu Darda y bahwa beliau berkata: "Seseorang itu tidak dikatakan faqih dengan sebenar-benarnya sampai ia menegur manusia dalam hal hak Allah, lalu ia gigih mengoreksi dirinya"

3. Diantara buah dari muhasabah adalah membantu jiwa untuk muraqabah. Kalau ia bersungguh-sungguh melakukannya di masa hidupnya, maka ia akan beristirahat di masa kematiannya. Apabila ia
mengekang dirinya dan menghisabnya sekarang, maka ia akan istirahat kelak di saat kedahsyatan hari penghisaban.

4. Diantara buahnya adalah akan terbuka bagi seseorang pintu kehinaan dan ketundukan di hadapan Allah.

5. Manfaat paling besar yang akan diperoleh adalah keberuntungan masuk dan menempati Surga Firdaus serta memandang Wajah Rabb Yang Mulia lagi Maha Suci. Sebaliknya jika ia menyia-nyiakannya maka ia akan merugi dan masuk ke neraka, serta terhalang dari (melihat) Allah dan terbakar dalam adzab yang pedih.



Maka bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah...
Introspeksilah dirimu, karena baik dan selamatnya hati adalah dengan muhasabah,
Sebaliknya rusaknya adalah dengan sebab tidak mengindahkan dan
bergelimang dalam kelezatan nafsu serta syahwat serta mengenyampingkan perkara yang bisa menyempurnakannya.
Maka berhati-hatilah dari hal itu, niscaya diri kalian akan mulia dan
berbahagia di saat berjumpa dengan Tuhan kalian (Allah).
Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.

(Dikutip dari catatan Arie Widowati Abdurrachiem's dari e-book berjudul "Muhasabah (Introspeksi Diri)" yang disusun oleh Syaikh Shalih Al-'Ulyawi, http://www.facebook.com/l/;http://www.islamhouse.com)
READ MORE

Minggu, 21 Juni 2009

SEMUANYA KARENA ALLAH

Salam Hikmah
Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Salam Sejahtera untuk kita semua

Sahabat Hikmah...
Dulu kita TIDAK ADA...
Terus Allah pertemukan sperma ayah kita dan telur ibu kita...
Allah jadikan itu segumpal darah,segumpal daging
dan terbentuklah raga...
Dia memberi kehidupan kita di perut ibu dan menjaganya selama 9 bulan 10 hari
Dari perut ibu, lahirlah bayi mungil yang tak berdaya...
Hari demi hari ...bayi yang tak berdaya itu menjadi kuat karena-Nya
Akhirnya kita hidup di Bumi...
Berkembang biak dan membuat peradaban...

Bumi ini pun dulunya tanah gersang...
Lalu Allah turunkan hujan, sehingga tumbuhlah kehidupan...
Semua kehidupan di langit dan bumi ada dalam genggaman-Nya

Sahabat Hikmah...
Karena-Nya kita ADA....
Karena-Nya kita HIDUP...dan ada KEHIDUPAN...
Karena-Nya kita mendapat RIZKI...harta, keluarga dan saudara....
SEMUANYA karena-Nya...
Tiada yang lain...hanya satu..
Semuanya karena Allah

Maka sudah selayaknya...sahabatku...

KITA SERAHKAN SEMUANYA KEPADA ALLAH...

Itulah yang diperintahkannya kepada kita, Allah berfirman:

Katakanlah (Hai Muhammad) : "Sesungguhnya SHALATKU, IBADAHKU, HIDUPKU dan MATIKU HANYAlah untuk Allah, Tuhan semesta alam, TIADA SEKUTU bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah (Muslim) ".
(QS 6:162-163)

Wassalam
READ MORE

5 KUNCI PENGOKOH JIWA PENENANG BATHIN DALAM MENGARUNGI PERSOALAN HIDUP

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar (AA Gym)

Salam Hikmah
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Salam sejahtera untuk kita semua

Sahabat Hikmah...
Hidup ini sebenarnya bukan kehidupan yang sebenarnya...
Hidup ini hanyalah ARENA UJIAN diri,
agar Allah memilih untuk KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA,
siapa-siapa yang menjadi HAMBA ALLAH dan menjadi penghuni Surga serta bertemu dengan Tuhannya,
dan siapa-siapa yang menjadi HAMBA IBLIS dan menjadi penghuni Neraka serta bertemu dengan Tuhannya,
Sehingga dalam mengarungi ujian ini kita akan menghadapi berbagai persoalan hidup...
Tidak mungkin hidup di dunia tanpa persoalan...

" Allah Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia MENGUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK perbuatannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS 67:2)

Agar jiwa kita tenang dan kokoh menghadapi persoalan hidup, berikut ini ada tips dari Aa Gym yang layak untuk diikuti:

1. AKU HARUS SIAP MENGHADAPI HIDUP INI, APAPUN YANG TERJADI

• Hidup di dunia ini hanya satu kali, aku tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna

• Tugasku adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi kuserahkan kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku

• Aku harus selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurutku belum tentu yang terbaik menurut Allah SWT. Bahkan sangat mungkin aku terkecoh oleh keinginan dan harapanku sendiri

• Pengetahuan tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya

• Sekali lagi betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetap hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku

2. AKU HARUS RELA DENGAN KENYATAAN YANG TERJADI

• Bila sesuatu terjadi, yaa….. inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani

• Aku harus menikmatinya, dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama-lama, kecewa, dongkol, sakit hati tak akan merobah apapun selain menyengsarakan diriku sendiri, dongkol begini, tak dongkol juga tetap begini

• Hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh serta pikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini

• Bila nasi telah menjadi bubur, maka aku harus mencari ayam, cakweh, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat kunikmati

3. AKU TAK BOLEH MEMPERSULIT DIRI

• Aku harus yakin bahwa hidup ini bagai siang dan malam pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus-menerus dan tak mungkin juga malam terus-menerus, pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya, aku harus sangat sabar menghadapinya

• Akupun harus yakin bahwa setiap musibah terjadi dengan ijin Allah Yang Maha Adil, pasti sudah diukur dengan sangat cermat oleh-Nya tak mungkin melampaui batas kemampuanku, karena Dia tak pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya

• Aku tak boleh mendzolimi diriku sendiri, dengan pikiran buruk yang mempersulit dan menyengsarakan diri, pikiranku harus tetap jernih, terkendali, tenang dan proporsional, aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah

• Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan, tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya akan menambah masalah. Semua harus dengan tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah

• Mesti segala sesuatu akan ada akhirnya, begitupun persoalan yang kuhadapi seberat apapun seperti yang dijanjikan Allah " Fainnama’al usri yusron innama’al ’usri yusron" dan sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin dipungkiri oleh Allah SWT

4. EVALUASI DIRI

• Segala yang terjadi mutlak adalah ijin Allah SWT, dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia

• Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian, sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung didalamnya, bila disikapi dengan sabar dan benar

• Harus kurenungkan mengapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku, bisa jadi peringatan atas dosa-dosa kita, kelalaianku atau mungkin, saat kenaikan kedudukanku disisi Allah

• Mungkin aku harus berpikir keras untuk menemukan kesalahan yang kuperbaiki

• Setiap kejadian bagai cermin pribadiku, aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang telah terjadi, yang penting kini aku mengetahui diriku yang sebenarnya dan aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya, Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat

5. ALLAH LAH SATU-SATUNYA PENOLONGKU

• Aku harus yakin kalaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa ijin-Nya

• Hatiku harus bulat total dan yakin seyakin-yakinnya, bahwa hanya Allahlah satunya-satunya yang dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan

• Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, karena segala-galanya adalah milik-Nya, dan sepenuhnya dalam kekuasaan-Nya

• Tak ada yang dapat menghalangi jikalau Dia akan menolong hamba-hamba-Nya, Dialah yang mengatur segala sebab datangnya pertolongan-Nya

• Oleh karena itu aku harus benar-benar berjuang, berikhtiar untuk mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang disukai-Nya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar makhluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya

• Ingatlah selalu janji-Nya :

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Ku beri jalan keluar dari setiap urusannya dan Kuberi rizki/ pertolongan dari tempat yang tak terduga, dan barangsiapa yang bertawakal kepada-Ku, Niscaya akan Kucukupi segala kebutuhannya". ( At-Thalaq : 2-3 )

" Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (At-Thalaq :4)

Semoga 5 kunci diatas dapat menenangkan hati yang sedang galau, cemas, was-was, khawatir yang berlebihan dan pengobat stress.
Ingat hanya dengan dzikrullah / mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Wassalam
READ MORE

Minggu, 07 Juni 2009

UNDANGAN WORKSHOP PMRI DI LUBUKLINGGAU

Undangan Workshop untuk guru-guru yang ada di kota kita tercinta Lubuklinggau bumi serasan sekantenan. Akan diselenggarakan untuk pertama kalinya WORKSHOP PMRI DI LUBUKLINGGAU. Pada hari Sabtu, 18 Juli 2009 pukul 08.00 s/d 17.00 WIB. dengan narasumber/fasilitatornya adalah:



1. Prof. Dr. Zulkardi, M.I.Komp., M.Sc. (Ketua P4MRI Sumatera Selatan)

2. Dra. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si. (Anggota P4MRI Sumatera Selatan)

3. Pirdaus, S.Pd., M.M. (Widyaiswara Matematika LPMP Sumsel)

4. Ullya, S.Pd. (Widyaiswara Matematika LPMP Sumsel)

Bagi yang berminat ayo segera menghubungi kami di sekretariatnya dengan alamat STKIP PGRI Lubuklinggau.

READ MORE

HIDUP HANYA 3 HARI

Yang pertama: Hari kemarin. (PAST)
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua: Hari esok. (FUTURE)
Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah : Hari ini. (PRESENT)
Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan
ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan
hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan
rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,
karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada
orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena
siapakah diri anda sendiri jadi teman,
jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau
masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik.

HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!!!!!!
READ MORE

6 PERTANYAAN

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya....

Pertama,"Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ini ?".

Murid-muridnya menjawab "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI."

Sebab itu memang janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran 185).
Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua....

"Apa yang paling JAUH dari diri kita di dunia ini ?".

Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar.
Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU".

Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... "Apa yang paling BESAR di dunia ini ?"

Murid-muridnya menjawab "gunung, bumi dan matahari."
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU"
(Al A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita,
jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling BERAT di dunia ini ?"

Ada yang menjawab "besi dan gajah."
Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali,
tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72).

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling RINGAN di dunia ini ?"...

Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan."
Semua itu benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "MENINGGALKAN SHALAT".

Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara bermusyawarat kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling TAJAM di dunia ini ?"

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang".
Benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA."

Karena melalui lidah, Manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri

@Dikirim dari Rubianto Arief.(KATA-KATA HIKMAH)
READ MORE

Minggu, 31 Mei 2009

WORKSHOP LOKAL PMRI DI TANJUNG ENIM

si
Untuk Pertama kali Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya Pendidikan Matematika kerjasama dengan SMU Unggulan Muara Enim, LPMP dan P4MRI menyelenggarakan workshop PMRI. Workshop diikuti oleh kurang lebih 325 peserta yang terdiri dari 250 guru SD, 45 guru SMP, 30 guru SMA. Workshop berlangsung selama sehari Sabtu 23, Mei 2009 di mulai pukul 08.00 sampai pukul 19.00 WIB yang diadaka di aula SMA PTBA .




Workshop tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Muara Enim, bapak Tjik Dien M Noer. Pada awal workshop Prof. Dr. Zulkardi, M.I.Komp.,M.Sc. memberikan pemaparan mengenai "Apa dan bagaimana PMRI? ini merupakan langkah awal proses sosialisasi PMRI, kemudian dilanjutkan materi dari ibu Dra. Ratu Ilma Indra Putri, M. Si tentang bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran PMRI. Dengan materi yang diberikan ibu Ratu materi Tangram membuat suasana menjadi ramai dan heboh. Ini lah suasana pada saat kegiatan yang diberikan bu Ratu:

READ MORE