Senin, 06 Juli 2009

DO I MARRY THE RIGHT PERSON ?

Buat mereka yang masih single bisa mengambil pelajaran
Dari cerita ini, Dan buat yang udah nikah cerita ini bisa jadi
Guideline untuk meningkatkan ikatan pernikahan yang sudah dijalani.

"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat"

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba Melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "bagaimana saya tahu kalo
Saya menikah dengan orang yang tepat?"
Saya melihat Ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya, jadi
Saya menjawab "Ya.. Tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami
Anda?"


Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!"

"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."
Inilah jawabanya!
SETIAP ikatan memiliki siklus.
Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan
Pasangan anda.

Telpon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian
Sayangnya, Dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang
Bersemangat, begitu menyenangkan.
Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit.
Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami Dan pengalaman yang begitu
Spontan. Ngga perlu berbuat apapun
Makanya dikatakan "jatuh" cinta!

Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"
Bayangkan eksprisi tersebut!
Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba
Sesuatu datang Dan terjadi begitu saja pada anda.
Jatuh cinta itu mudah.
Sesuatu yang pasif Dan spontan.
Tapi?
Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar..
Perubahan ini merupakan siklus alamiah Dan terjadi pada SEMUA ikatan.
Perlahan tapi pasti.. Telpon darinya menjadi hal yang merepotkan,
Belaiannya ngga selalu diharapkan Dan sikap-sikapnya yang besemangat
Bukannya jadi hal yang manis, tapi malah nambahin penat yang Ada ..

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu,
Namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda,
Anda akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan,
Pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan
Pada tahapan-tahapan selanjutnya.

Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulai
Muncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya...
Nah Lho!
Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta
Yang pernah terjadi.. Anda mungkin mulai berhasrat menyelami
Eforia-eforia cinta itu dengan orang lain.
Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas?
Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu
Dan mencari pelampiasan diluar.
Berbagai macam cara, bentuk Dan ukuran untuk pelampiasan ini.
Mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.

Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya,
Hobinya, pertemanannya, nonton TVsampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-
Hal yang menyolok lainnya.

Tapi tau ngga?!
Bahwa jawaban atas dilema ini ngga Ada diluar, justru jawaban ini hanya
Ada di dalam pernikahan itu sendiri.
Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya
Saya ngga mengatakan kalo anda ngga boleh ataupun ngga bisa selingkuh,
Anda bisa!

Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh, Dan pada saat itu anda akan
Merasa lebih baik.
Tapi itu bersifat temporer, Dan setelah beberapa tahun anda akan
Mengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).
Perselingkuhan yang dilakukan sama dengan proses berpacaran yang pernah
Anda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah.
Tetapi, seandainya proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapati
Keadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang.
Itu adalah siklus....

Karena... (pahamilah dengan seksama hal ini) ..
KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT,
NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR
MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN TERUS MENERUS..!

Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan
Cinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi!
Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya
Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari Hari ke Hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"
Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, Dan energi.
Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK
Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga
Berjalan dengan baik .

Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.
Cinta bukanlah MISTERI
Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan
Ataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.
Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi),
Dalam suatu ikatan rumah tangga juga Ada hukumnya.
Sama halnya dengan diet yang tepat Dan olahraga yang benar dapat membuat
Tubuh Kita lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tangga
Juga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat.
Ini merupakan reaksi sebab akibat.
Jika Kita tahu Dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah Kita
Bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH".

Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan
Sebuah DECISION,
Dan bukan cuma PERASAAN..!
Jika IA sebuah cinta.....
IA tidak mendengar...
Namun senantiasa bergetar....
Jika IA sebuah cinta.....
ia tidak buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..
jika ia sebuah cinta......
ia tidak menyiksa..
namun senantiasa menguji..
jika ia sebuah cinta......
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..
jika ia sebuah cinta......
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan
hati..
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar
mata..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba
memenangi..

jika ia sebuah cinta.....
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan...
jika ia sebuah cinta......
ia tidak hadir dengan kekayaan dan
kebendaan...
namun hadir karena pengorbanan dan
kesetiaan..
Cintailah pasangan anda, seperti anda ingin dicintai olehnya
Setialah pada pasangan anda, seperti anda ingin mendapatkan kesetiannya
(diposting dari notes indah ariestiya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar